Kamis, 17 Januari 2013

Terbaru Mengaku Diajak Yang Kuasa Main Di Liga Indonesia , Pape Ndiaye Kecewa

Kondisi sepakbola Indonesia yang carut marut ternyata tak diketahui seluruh pemain gila sebelum tiba ke Indonesia untuk mengadu nasib. Melihat kenyataan yang terjadi dikala ini, para pemain terkejut dan hanya dapat menjalaninya.

Sepakbola Indonesia memang belum pulih. Bahkan tanda - tanda ke arah yang lebih baik, masih jauh untuk dapat diwujudkan. Kepengurusan sepakbola yang dualisme serta kompetisi yang terbagi dua juga.

Bukan hanya itu. Keadaan lebih miris yakni sejumlah klub yang berkompetisi menunggak honor para pemainnya. Ini terjadi untuk dua kompetisi yang ada IPL dan ISL. Hingga sekarang permasalahan honor ini belum tuntas.

Ternyata keadaan sepakbola Indonesia ini tidak diketahui secara seluruhnya oleh pemain asing. Terlebih pemain gila yang gres tahun ini berlaga di kompetisi Indonesia.

Hal ini dirasakan dua pemain gila yang bermain di PSPS demam isu ini yakni Kanote Makan asal negara Mali dan Ndiaye Pape Latyr, pemain asal negara Senegal.

Ditemui di mess PSPS, , Pape begitu panggilan Ndiaye Pape Latyr menyampaikan tidak mengetahui keadaan sepakbola Indonesai sebelum datang. Keadaan sepakbola Indonesia diketahui sehabis menjalani beberapa pertandingan di PSPS.

Termenung sendiri di halaman depan mess PSPS, Pape menyampaikan sudah banyak tau mengenai keadaan sepakbola Indonesia yang mempunyai banyak permasalahan. Dualisme serta permasalahaan pendanaan.

Pape pun mengatakan, seadainya keadaan sepakbola Indonesia sudah diketahu sebelumnya, Pape tidak akan mau tiba ke Indonesia. "Kalau tau menyerupai ini sebelumnya, aku tidak akan tiba ke Indonesia," ujarnta.

Ditanya siapa yang membawa Pape ke Indonesia, pemain yang berposisi striker ini menyampaikan undangan biro serta Tuhan.

"Inilah hidup. Saya ke sini alasannya yakni Tuhan. Agen juga membawa aku ke sini," ujar laki-laki 26 tahun ini.

Hal yang sama dikatakan oleh Kanote Makan. Pemain asal Mali ini juga menyampaikan tidak tau sebelumnya keadaan sepakbola Indonesia. Sama dengan ucapa Pape, jikalau tau sebelumnya, Makan tidak akan berangkat ke Indonesia.

"Saya tidak tau jikalau menyerupai ini keadaanya. Kalau tau, aku tak akan ke Indonesia," ujar pemain yang berposisi gelandang serang ini.

Makan pun mengenang dikala ia bermain di liga negara Tunusia. Disana, kata Makan, honor pemain lancar. Sebelum mendarat ke Indonesia, pemain berusia 21 tahun ini memang berkarir sebagai pemain sepakbola di Tunisia.

Nasi sudah jadi bubur. Keadaannya, kedua pemain gila PSPS ini pun sudah tanda tangan kontrak berdurasi selama satu demam isu bersama PSPS. Kedua pemain pun bertekad untuk menuntaskan demam isu ini sesuai dengan kontrak.

"Saya akan tetap di PSPS. Saya menikmatinya sembari berharap keadaan lebih baik," ujar Pape.

Makan pun demikian. Ia bertekad untuk tetap bersama PSPS demam isu ini menyerupai yang sudah disepakati didalam kontrak. "Saya akan tetap di PSPS sembari melihat situasi kedepannya," ujar Makan. (sf)

0 komentar:

Posting Komentar